Senin, 21 Maret 2011

Cakupan imunisasi dasar belum mencapai target

BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui
Pembangunan Nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya
manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan
dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang
valid.
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda
(double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit
degeneratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas
wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya. Dengan tersedianya
vaksin yang dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk
mencegah berpindahnya penyakit dari satu daerah atau negara ke negara lain dapat
dilakukan dalam waktu relatif singkat dan dengan hasil yang efektif.
Salah satu strategi pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan
“Indonesia Sehat 2010” adalah menerapkan pembangunan nasional berwawasan
kesehatan, yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi
positif terhadap terbentuknya lingkungan yang sehat dan perilaku sehat. Sebagai acuan
pembangunan kesehatan mengacu kepada konsep “Paradigma Sehat” yaitu pembangunan
kesehatan yang memberikan prioritas utama pada upaya pelayanan peningkatan
kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) dibandingkan upaya pelayanan
penyembuhan/pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) secara menyeluruh dan
terpadu dan berkesinambungan.

Puskesmas
Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah suatu organisasi fungsional
yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata,
dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, serta biaya yang dapat dipikul oleh
pemerintah dan masyarakat. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas adalah untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional, yakni meningkatkan kesadaran serta kemauan dan kemampuan hidup sehat agar
terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan
‘Indonesia Sehat 2010’. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan
menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas bagi mencapai derajat
kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.
Pelayanan di Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan
preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan
perorangan (UKP) atau upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat
memberikan pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh
puskesmas dan dinas kesehatan yang bersangkutan. Dalam memberikan pelayanan di
masyarakat, puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas
pembantu, puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa maupun pos bersalin desa
(polindes).1
Fungsi Puskesmas
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
- Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar
menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan
- Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap
program pembangunan di wilayah kerjanya
- Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan dan pemulihan
2. Pusat pemberdayaan masyarakat

- Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat:
 Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat
 Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
pembiayaan
 Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi pelayanan kesehatan
perorangan, dan pelayanan kesehatan masyarakat
- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan.1,2
BAB II
ISI
Skenario :
Dokter Tr sudah bertugas di Puskesmas sekitar 6 bulan. Ia mengadakan lokakarya mini
Puskesmas dan mendapatkan cakupan imunisasi dasar, peserta baru KB, ANC bahwa
belum mencapai hasil yang diharapkan. Ia mempunyai staf 1 orang dokter gigi, 3 orang
perawat, 1 orang sanitarian dan 3 orang administrator. Wilayahnya mencakup kecamatan
dengan populasi 30.000 jiwa. Sebagian besar transportasi dilakukan dengan motor,
perahu bermotor dan jalan kaki.

PROGRAM IMUNISASI DASAR PUSKESMAS
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak
akan menderita penyakit tersebut.
A. Tujuan Umum
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi akibat Penyakit yang Dapat
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
B. Tujuan Khusus
1. Tercapainya target Universal Child Immunization yaitu cakupan imunisasi
lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di 100% desa/kelurahan pada
tahun 2010.
2. Tercapainya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden dibawah 1
per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2005.
3. Tercapainya pemutusan rantai penularan Poliomyelitis pada tahun 2004-
2005, serta sertifikasi bebas polio pada tahun 2008.
4. Tercapainya Reduksi campak (RECAM) pada tahun 2005.
1. Masukan (input)
Masukan merupakan suatu struktur yang berupa sumber daya manusia (man),
dana (money), sarana fisik perlengkapan dan peralatan (material), organisasi dan
manajemen (method). Baik tidaknya struktur sebagai input dapat diukur dari :
- Jumlah, besarnya input
- Mutu struktur atau input
- Besarnya anggaran atau biaya
- Kewajaran

2. Proses/administrasi
Dalam usaha melaksanakan program-program di puskesmas atau mana-mana
pusat kesehatan harus dimulai dengan manajemen atau administrasi. Administrasi ialah
proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Administrasi, baik dalam pengertian luas maupun sempit di dalam
penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Jadi administrasi adalah
penyelenggaraannya, dan manajemen adalah orang-orang yang menyelenggarakan kerja.
Maka kombinasi dari keduanya adalah penyelenggaraan kerja yang dilakukan oleh orangorang
secara bersama-sama (kerjasama) untuk mencapai tujuan yang yang telah
ditetapkan.
a) Perencanaan
Perencanaan merupakan proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Perencanaa akan memberikan
pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa
yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan. Puskesmas merupakan unit pelaksana
pelayanan kesehatan masyarakat tingkat I yang dibina oleh DKK, yang
bertanggungjawab untuk melaksanakan identifikasi kondisi masalah kesehatan
masyarakat dan lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan meliputi cakupan mutu
pelayanan, identifikasi mutu sumber daya manusia dan provider, serta menetapkan
kegiatan untuk menyelesaikan masalah. Perencanaan meliputi kegiatan program dan
kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi dan misi puskesmas sebagai sarana
pelayanan kesehatan primer dimana visi dan misi digunakan sebagai acuan dalam
melakukan setiap kegiatan pokok puskesmas.3
Budgeting dalam perencanaan menejemen keuangan dikelola sendiri oleh
puskesmas sesuai tatacara pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan, adapun
sumber biaya didapatkan dari pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau

lembaga sosial masyarakat dan pemerintah adapun pembiayaan tersebut ditujukan untuk
jemis pembiayaan layanan kesehatan yang mempunyai cirri-ciri barang atau jasa publik
seperti penyuluhan kesehatan, perbaikan gizi, P2M dan pelayanan kesehatan yang
mempunyai ciri-ciri barang atau jasa swasta seperti pengobatan individu.
b) Pengorganisasian
Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk menenetukan menetapkan struktur
organisasi puskesmas dengan pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan
masyarakat tingkat I. Pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata usaha, unit
fungsional agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan kegiatan yang nantinya
akan berpengaruh terhadap kualitas program yang ditangani.
Struktur organisasi puskesmas
· Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas
· Unsur pembantu pimpinan : Tata usaha
· Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.
Tugas pokok;
Kepala Puskesmas : bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan
kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural, dan jabatan
fungsional
Kepala urusan tata usaha : bertugas dibidang kepegawaian, keuangan
perlengkapan dan surat menyurat serta pencatatan dan pelaporan
Unit I : bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
berencana dan perbaikan gizi
Unit II : Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana
Unit III : Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga
kerja dan manula
Unit IV : Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan
sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya

Unit V : Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya
masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan dana sehat
Unit VI : Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap
Unit VII : Melaksanakan kegiatan kefarmasian.2,3
c) Pelaksanaan
Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi penggerak semua kegiatan yang telah
dituangkan dalam fungsi pengorganisasian untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
dirumuskan pada fungsi perencanaan. Fungsi manajemen ini lebih menekankan tentang
bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati. Dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber
daya manusia dalam suatu organisasi, peranan pemimpin, motivasi staf, kerjasama dan
komunikasi antar staf merupakan hal-hal pokok yang perlu diperhatikan oleh seorang
manjer. Secara praktis fungsi pelaksanaan ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim
kerjasama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi tercapai secara
efektif dan efisien. Fungsi pelaksanaan ini haruslah dimulai dari diri manajer, di mana
manajer harus menunjukkan kepada stafnya bahwa ia mempunyai tekad untuk mencapai
kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia harus mempunyai kemampuan
bekerjasama dengan orang lain secara harmonis.2,3
Tujuan fungsi pelaksanaan:
· Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
· Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf
· Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan ini
· Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf
· Membuat organisasi berkembang lebi dinamis.
d) Pengawasan

Pengawasan (controlling) dalam manajemen puskesmas merupakan fungsi
terakhir yang berkait erat dengan fungsi manajemen yang lainnya. Melalui fungsi
pengawasan dan pengendalian, standard keberhasilan selalu dibandingkan dengan hasil
yang telah dicapai atau yang mampu dikerjakan. Jika ada kesenjangan atau
penyimpangan diupayakan agar penyimpangannya dapat dideteksi secara dini, dicegah,
dikendali atau dikurangi. Kegiatan fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar
efisiensi penggunaan sumber daya dapat lebih berkembang, dan efektifitas tugas-tugas
staf untuk mencapai tujuan program dapat lebih terjamin.
Tiga langkah penting untuk melakukan pengawasan:
 Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapai
 Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan
sebelumnya
 Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai berdasarkan faktor-faktor
penyebab terjadinya penyimpangan. Bila diperkirakan terjadi penyimpangan,
pimpinan prlu berusaha lebih dulu untuk mencari factor penyebabnya, kemudian
menetapkan langkah-langkah untuk mengatasinya.
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah hasil akhir dari kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan
profesional terhadap pasien atau terhadap suatu program yang dilaksanakan. Dapat juga
berarti adanya perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif maupun negatif.
Keluaran jangka pendek adalah hasil dari segala suatu tindakan tertentu atau prosedur
tertentu. Keluaran jangka panjang adalah status kesehatan dan kemampuan fungsional
pasien.2,3
4. Sasaran
Sasaran merupakan golongan yang menjadi tumpuan terhadap pelaksanaan suatu
program yang direncanakan. Sasaran dapat berupa perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

5. Dampak
Hasil dari pelaksanaan yang dijadikan indikator apakah kebutuhan dan tuntutan
kelompok sasaran terpenuhi atau tidak. Dampak merupakan indikator yang sulit untuk
dinilai.
6. Umpan balik
Umpan balik merupakan merupakan hasil dari keluran yang menjadi masukan
dari suatu sistem.
Pelayanan Puskesmas
· Promosi kesehatan
· Kesehatan ibu dan anak (KIA)
· Balai pengobatan umum
· Balai pengobatan gigi
· Kosultasi gizi
· Immunisasi
· Konsultasi kesehatan remaja dan usila
· Usaha kesehatan sekolah (UKS)/UKGS
· Pencegahan dan pemberantasan penyakit
· Kesehatan lingkungan
· Kesehatan jiwa
· Pemeriksaan laboratorium sederhana
· Kesehatan mata
· Kesehatan telinga4.
Masalah
Namun dalam usaha mencapai visi puskesmas terdapat beberapa masalah yang
dihadapi sehingga menyebabkan program yang diselenggrakan tidak mencapai target

yang ditetapkan. Misalnya cakupan imunisasi yang tidak cukup. Hal ini dapat disebabkan
oleh berbagai faktor antaranya akibat manajemen yang tidak efektif atau pelaksanaan
program yang tidak efesien.
Imunisasi merupakan salah satu program pelayanan Puskesmas yang bertujuan
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi. Imunisasi merupakan upaya pencegahan terhadap penyakit tertentu
pada diri seseorang dengan pemberian vaksin. Vaksin adalah antigen yang dapat bersifat
aktif maupun inaktif yang berasal dari mikroorganisme ataupun racun yang dilemahkan.
Pemberian vaksin bisa melalui injeksi, misalnya vaksin BCG, DPT, DT, TT, Campak,
dan Hepatitis B. Sedangkan yang diberikan secara oral yaitu vaksin polio. Pemberian
vaksin secara dini dan rutin pada bayi dan balita diketahui mampu memunculkan
kekebalan tubuh secara alamiah. Cara itu sangat efektif, mudah, dan murah untuk
menangkal berbagai penyakit menular.5
Penyebab
Semua jenis hambatan atau penyebab timbulnya masalah dalam sesuatu program
dapat dirumuskan pada saat melakukan analisis situasi (sistem) yang lebih difokuskan
pada sumber daya dan proses (input dan proses).
1. Input:
-Man: jumlah staf kurang, ketrampilan, pengetahuan, dan motivasi kerjaya yang
rendah. Tingkat partisipasi masyarakat juga rendah.
-Money: jumlah dana untuk pengembangan program sangat terbatas dan turunnya
dana terlambat serta sering dipotong di Dinkes tingkat II.
-Material: jumlah peralatan medis yang kurang memadai dan jenis obat yang
tersedia tidak sesuai dengan masalah kesehatan yang potensial berkembang di
wilayah kerja Puskesmas. Harga peralatan yang mahal.
-Method: perlaksanaan program yang kurang efektif dan efisien. Waktu yang
dimiliki oleh staf tidak cukup untuk menyusun rencana atau untuk mengadakan
supervisi. Informasi juga dapat menjadi hambatan program karena datanya yang
tersedia kurang dapat dipercaya, kurang akurat, pemanfaatan data jarang

dilakukan untuk perencanaan kegiatan program sehingga staf terperangkap pada
rutinisme, dan laporannya belum dibuat.
2. Proses: masalah ini dapat dikaitkan dengan fungsi manajemen (POAC)
- Planning: kurang jelasnya tujuan atau rumusan masalah program sehingga
rencana kerja operasional tidak relevans dengan upaya pemecahan masalah
- Organizing: pembagian tugas untuk staf tidak jelas bahkan sering tidak ada
- Actuating: koordinasi dan motivasi staf kurang atau kepimpinan kepala
Puskesmas tidak disenangi staf
- Controlling: pengawasan (supervise) lemah dan jarang dilakukan serta
pencatatan data untuk monitoring program kurang akurat dan jarang
dimanfaatkan.6
3. Lingkungan
- Misalnya hambatan geografis (jalan rusak)
- Iklim atau musim yang kurang menguntungkan
- Masalah tingkat pendidikan yang rendah
- Sikap dan budaya masyarakat yang tidak kondusif (tabu, salah persepsi, mitos)
Antara hal-hal dapat menimbulkan masalah adalah:
· Visi, misi dan fungsi Puskesmas belum dirumuskan secara jelas
· Beban kerja Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota terlalu berat
· Sistem manajemen Puskesmas dengan berlakunya prinsip otonomi perlu disesuaikan
· Puskesmas dan daerah tidak memiliki keleluasaan menetapkan kebijakan program
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, yang tentu saja dinilai tidak
sesuai lagi dengan era desentralisasi
· Kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas kurang berorientasi pada masalah dan
kebutuhan kesehatan masyarakat setempat

· Keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tingkat pertama belum dikembangkan secara optimal
· Sistem pembiayaan Puskesmas belum mengantisipasi arah perkembangan masa
depan.
Dampak
Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh output Untuk
manajemen kesehatan dampak yang diharapkan adalah untuk meningkatkan derajat
kesehatan .Peningkatan derajat kesehatan dapat tercapai jika kebutuhan (needs) dan
tuntutan (demands) perseorangan/masyarakat dapat dipenuhi.
KEBUTUHAN KESEHATAN (HEALTH NEEDS)
Kebutuhan kesehatan (needs) bersifat obyektif, karena itu pemenuhanya
bersifat mutlak . Kebutuhan kesehatan sangat ditentukan oleh masalah kesehatan di
masyarakat . Masalah kesehatan perorangan/keluarga yang terpenting adalah
penyakit yang diderita . Masalah kesehatan masyarakat adalah status kesehatan
masyarakat.
Menurut Gordon dan Le Right (1950) penyakit/status kesehatan
ditentukan oleh 3 faktor: Host, Agent dan Environment . Upaya untuk menemukan
kebutuhan masyarakat, perhatian harus ditujukan pada ketiga faktor tsb . Apabila
penyebab penyakit diketahui baru dilanjutkan dengan tindak lanjut (solusi)
TUNTUTAN KESEHATAN (HEALTH DEMANDS)
Tuntutan kesehatan (health demands) pada dasarnya bersifat subyektif,
karena itu pemenuhanya bersifat fakultatif . Tuntutan kesehatan yang subyektif
dipengaruhi oleh latar belakang individu (pendidikan, ekonomi, budaya dsb)
Tuntutan kesehatan sangat dipengaruhi oleh teknologi kedokteran

CONTOH; NEEDS – DEMANDS
Kebutuhan: sembuh , Tuntutan: Bidan, Dokter umum, Dokter spesialis
Kebutuhan: lahir normal , Tuntutan: Bidan, Dokter umum, Dokter spesialis
Kebutuhan: rawat inap , Tuntutan: Klas 3, Klas 2, Klas 1, Pavilyun
Kebutuhan: mengetahui DJJ , Tuntutan: funanduskop, Doppler, USG.
2.6 Penyelesaian
Pada kasus kita di dapatkan :
a.input : MAN  1 dr.umum , 1 dr.gigi , 3 perawat , 1 sanitarian , 3 administrator
MONEY-MATERIAL  uang,vaksin,transportasi,alat kontrasepsi,alatalat
pemeriksaan  tidak diketahui
METHOD  kemampuan/keahlian tenaga medis , cara yang digunakan
(tidak diketahui)
MARKET  30.000 jiwa , area jangkauan sulit
b.proses : PLANNING  menyusun anggaran  tidak diketahui
faktor yang mempengaruhi : data dasar penyusunan anggaran tidak akurat.
ORGANIZING  penyusunan staf  kurang personil
ACTUATING  penggerakan,pengkoordinasian  tidak efektif
CONTROLLING  penyusunan laporan  evaluasi
c.output : cakupan imunisasi dasar , program KB , ANC
d.sasaran : bayi , balita , ibu , pasutri/keluarga , ibu hamil
e.dampak : - cakupan imunisasi dasar belum mencapai hasil
- peserta baru KB belum mencapai hasil

- ANC belum mencapai hasil
Penyelesaian :
a. Imunisasi dasar
PELAYANAN IMUNISASI
Imunisasi yang diwajibkan:
Vaksinasi
Jadwal
pemberian-usia
Booster/Ulangan Imunisasi untuk melawan
BCG Waktu lahir -- Tuberkulosis
Hepatitis B
Waktu lahir-dosis
1
1 bulan-dosis 2
6 bulan-dosis 3
1 tahun-- pada bayi
yang lahir dari ibu
dengan hep B
Hepatitis B
DPT dan
Polio
3 bulan-dosis 1
4 bulan-dosis 2
5 bulan-dosis 3
18 bulan-booster 1
6 tahun-booster 2
12 tahun-booster 3
Dipteria, pertusis, tetanus, dan
polio
campak 9 bulan -- Campak
Imunisasi yang dianjurkan:
Vaksinasi
Jadwal pemberianusia
Booster/Ulangan
Imunisasi untuk
melawan
MMR
1-2 tahun 12 tahun Measles, meningitis,
rubella
Hib
3 bulan-dosis 1
4 bulan-dosis 2
5 bulan-dosis 3
18 bulan Hemophilus influenza
tipe B

Pelayanan : Imunisasi bayi.
Prosedur : Pemberian Imunisasi.
Hepatitis A 12-18 bulan -- Hepatitis A
Cacar air 12-18 bulan -- Cacar air
1. TUJUAN :
Sebagai Pedoman kerja Petugas Imunisasi dalam memberikan Imunisasi pada
bayi.
2. SASARAN :
Petugas Imunisasi dalam mempersiapkan alat / sarana, vaksin serta kesiapan
petugas dalam pemberian Imunisasi kepada bayi ( penyuntikan ).
3. URAIAN UMUM :
Persiapan alat : Spuit lengkap, alat sterilisator, kapas air
hangat.
Persiapan Vaksin : Vaksin yang sesuai dengan sasaran
dimasukkan dalam termos es ( vaksin carier ).
Persiapan sasaran : Pemberitahuan kepada orang tua bayi ( sasaran )
tempat penyuntikan dan efek sampingnya.
Pemberian Imunisasi : Pengambilan vaksin sesuai dengan
dosisnya.
Desinfeksi pada tempat yang akan disuntik.
Pemberian Imunisasi sesuai dengan jenis vaksin
sbb :
» BCG : Intra cutan, dosis 0,05 cc.
» Polio : Tetes mulut, dosis 2 tetes.

» DPT, HB, Campak : Subcutan, dosis 0,5
cc.
Pemberian obat antipiretik untuk imunisasi DPT, dijelaskan cara dan
dosis pemberian.
Memberikan Informasi kepada orang tua bayi mengenai jadwal
imunisasi berikutnya.
Pencatatan / pelaporan : Imunisasi yang diberikan dicatat dalam
buku catatan imunisasi dan Buku KIA / KMS.
4. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN :
a. Petugas Imunisasi menerima kunjungan bayi sasaran Imunisasi
yang telah membawa Buku KIA / KMS di Ruang Imunisasi setelah
mendaftar di loket pendaftaran.
b. Petugas memriksa status Imunisasi dalam buku KIA / KMS dan
menentukan jenis imunisasi yang akan diberikan.
c. Petugas menanyakan keadaan bayi kepada orang tuanya
( keadaan bayi yang memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila
tidak akan dirujuk ke Ruang Pengobatan ).
d. Petugas menyiapkan alat ( menyeteril alat suntik dan kapas air
hangat ).
e. Petugas menyiapkan vaksin ( vaksin dimasukkan ke dalam
termos es ).
f. Petugas menyiapkan sasaran ( memberitahukan kepada orang
bayi tentang tempat penyuntikan.
g. Petugas memberikan Imunisasi ( memasukkan vaksin ke dalam
alat suntik, desinfeksi tempat suntikan dengan kapas air hangat, memberikan
suntikan vaksin / meneteskan vaksin sesuai dengan jadwal imunisasi yang
akan diberikan.
h. Petugas melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi
kepada orang tua bayi sasaran imunisasi.

i. Petugas memberikan obat antipiretik untuk imunisasi DPT,
dijelaskan cara dan dosis pemberian.
j. Petugas memberitahukan kepada orang tua bayi mengenai jadwal
imunisasi berikutnya.
Petugas mencatat hasil imunisasi dalam Buku KIA / KMS dan Buku Catatan Imunisasi
serta rekapitulasi setiap akhir bulannya.2-8.
Kesimpulan
Puskesmas merupakan suatu organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarakat, serta biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Tujuan
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah untuk mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran
serta kemauan dan kemampuan hidup sehat agar terwujudnya derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan ‘Indonesia Sehat 2010’. Upaya kesehatan
tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk perorangan
dan masyarakat luas bagi mencapai derajat kesehatan yang optimal. Pelayanan di
Puskesmas mencakup pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan
rehabilitative. Upaya pelayanan kesehatan masyarakat mencakup upaya promosi
kesehatan, kesehatan ibu dan anak, program imunisasi, konsultasi gizi, upaya kesehatan
sekolah dan sebagainya. Namun dalam usaha merealisasi setiap upaya kesehatan tersebut
harus mendapat kerjasama semua pihak termasuklah individu, keluarga, masyarakat dan
pemerintah.
17
BAB III
PENUTUP
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak
akan menderita penyakit tersebut. Imunisasi merupakan salah satu program yang dipilih
untuk dilakukan oleh Puskesmas bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan
dan kematian bayi dan anak. Imunisasi dasar terdiri dari imunisasi DPT, BCG, Polio,
Campak, dan hepatitis B. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan program
imunisasi dasar di Puskesmas yang berasal dari input dan proses. Yaitu tersedianya
tenaga, dana, sarana dan prasarana yang cukup, metode yang sesuai dan efektif,
pemasaran yang cukup luas, proses perencaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengendalian yang baik. Jika program yang dilakukan berhasil maka akan memberi
dampak pada menurunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian bayi dan anak.
DAFTAR PUSTAKA
1. KepMenKes RI Nomor 128/MenKes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas. 10 Februari 2004. Departemen Kesehatan RI.
2. KepMenKes RI Nomor 1059/MenKes/SK/IX/2004 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Imunisasi. 22 September 2004. Departeman Kesehatan RI.
3. Theophilus S. Imunisasi. Februari 2005. Diunduh dari
http://orliniqlima.multiply.com/journal/item/14/Imunisasi, 10 Juli 2010.
4. Ridlo IA. Model Puskesmas Era Desentralisasi. September 2008. Diunduh dari
http://www.kebijakankesehatan.co.cc/2008/09/model-puskesmas-eradesentralisasi.
html, 10 Juli 2010.
5. Uptpuskesmasplayenii. Penilaian Kinerja UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010.
Mei 2010. DinKes Kab. Gunung Kidul.
6. Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Suroso. Februari 2010. Diunduh dari
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=15, 12 Juli 2010
7. Puskel. 7 Konsep Dasar Pembenahan Kinerja Manajemen Puskesmas. Januari 2010.
Diunduh dari http://www.puskel.com/7-konsep-dasar-pembenahan-kinerjamanajemen-
puskesmas/, 13 Juli 2010.
8. Fahmi F. Laporan Kegiatan Pengelolaan Puskesmas. Maret 2010. Diunduh dari
http://www.docstoc.com/docs/41903480/Laporan-Kegiatan-Pengelolaan-Puskesmas,
13 Juli 2010.
9. Rachmat RHH. Pembangunan Kesehatan di Indonesia, Prinsip Dasar, Kebijakan,
Perencanaan dan Kajian Masa Depan. Gadjah Mada University Press, 2004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar